SAYANG TERAKHIR (part 4)





Terbangun di pukul 05.00. tanpa kak ali di sampingku. Ku cari ia. Ternyata berdiam diri di luar vila. Ku mulai pembicaraan tanpa focus pada pernyataanku semalam. Ku buka lembar baru untuk hari ini.

“benar kau tak ingin pulang?”


“hmm..,” yakinku. Walau sejujurnya tak ingin demikian. Aku hanya ingin merasakan ketenangan yang baru kali ini aku rasakan.

Berkeliling dengan delman bersama kak ali. Menakjubkan suasana puncak yang ku lihat. Aku puas bermain dengan kak ali. Namun terhenti ketika kak tiara memanggil diriku. Ternyata delman melewati sisi vila ayah. Kak ali mengantarkanku ke vila. Perlakuan kedua orang tua dan kakakku amatlah perfect. Seakan menjadi keluarga yang harmonis. Kak ali tak melihat keadaan yang ku katakan semalam.


“terima kasih banyak. Saya sebagai orang tua. Mohon maaf sudah merepotkan ade. Anak ini memang nakal. Susah di bilangin” ucap ibu melotot padaku.
Tak lama kak ali singgah di rumah. Ia sudah berbicara pada kedua kakakku. Dan pamit pulang.

“main lagi y kak” senyumku walau tak tenang di tinggalnya.
Ibu marah besar padaku. Entah apa aku tak tau. Kak tiara menjadi lebih mendekat padaku. Ia membelikan aku coklat dan permen. Ternyata ia menyukai kak ali. Ia jadikan aku sebagai perantara antara dirinya dan ka kali. Baru tadi pagi bertemu. Sudah 3 surat yang di kirimkan kak tiara untuk kak ali via diriku. Kak ali tak membalas surat itu. Kak tiara marah namun semakin bersemangat untuk mendekati ali.

Suatu ketika kak ali datang ke vila. Ia melihat keadaan yang jauh terbalik dari pertama kali ia datang ke vila. Ia melihat diriku mengepel vila bersama bi indah. Keluargaku kaget bukan kepalang akan kedatangan ali yang tak terduga. Ibu segera menarikku ke dalam kamar, memakaikan diriku pakaian yang bersih, rapi dan wangi. Kak ali Membawakan beberapa film transformers untuk diriku. Kita nonton bersama mencuekkan kak tiara yang naksir dengan dirinya. Kak tiara berlaga menyukai film transformers. Dan mengambil beberapa mainanku untuk ia tunjukkan bahwa ia juga pecinta transformers. Walau pada hatinya ia membenci mainan kekanak kanakkan itu.

Sore kak ali pulang. Ia mengolehkan strawberi merah untuk diriku. Tanpa ku makan nikmatnya strawberi dari kak ali. Semua habis tertelan kedua kakakku. Aku hanya menikmati ekpresi mereka yang memakan strawberi.

“aku ingin kak” ucapku dalam hati. Wajahku terlihat focus pada strawberi di dalam keranjang bening.

“apa liat. Liat. Sana masuk kamar” tegas kak tiara. Sambil memamerkan strawberi di tangannya.

Aku melangkah ke kamar. Mencoba ikhlas walau aku ingin merasakan manisnya strawberi. Bersama transformers dan Tania. Aku menonton film dair kak ali. Tertawa sendiri. Ramai kamarku malam itu. Transformersku hidup seperti nyata. Ia bisa bicara. Inilah teman-temanku. Walau tah utuh ia manusia namun kebahagiaan dari mereka melebihi kebahagiaan manusia. Aku sehati dengan mereka. Mereka benar-benar teman sejatiku. I love u all.

Kak tiara mendengar kebisingan itu. Ia membuka pintu kamarku dengan paksa. Pintu kamar yang lupa untuk ku kunci. Aku kaget namun santai. Transformers duduk di sampingku. Dan Tania tak mampu di lihat siapapun selain orang-orang tertentu.

“ada apa kak?”
Kak tiara masuk memeriksa kamarku. “bawa siapa kamu kekamar?” ia tak menemukan yang Ia cari.

“tidak bawa siapa-siapa. Aku hanya nonton bersama transformersku”

“awas kalau kamu bawa orang asing ke vila. Kakak laporkan ke mama”

“yah kak” aku mengunci pintu pasti.

Malam ketiga nonton bersama kak ali di kamar. Kak tiara dan kak alesia sedang tidak di rumah. Mereka semua sedang lunch di luar. Kak ali baru pecaya dengan ucapanku. “tanpa diriku mereka nyaman”. Kak ali mampu membuat suasana menjadi happy. Ia buatku tenang berada di sisinya. Ku kenalkan pula Tania dan tranformersku yang mampu hidup layaknya manusia. Kak ali kaget melihat semua itu. Ia juga mampu melihat Tania.

“kaki amigos rusak. kenapa?” ucap kak ali melihat ketidaksempurnaan dari transformersku.

“hmm., tadi siang tranformersku di lempar kak tiara ke jalan dan nabrak batu di depan. Jadi patah.” Wajahku sedih mengingat kejadian siang. Hanya karena aku meminta kak tiara untuk memasangkan roda di kaki tranformersku. Kak tiara emosi dan melempar amigos kejalan.

“jangan sedih. Sini kakak benarin” kak ali membenarkan kaki amigos. Ia menggunakan bahan transformers lain yang sudah tidak dapat di pasang di tasku. Tak habis waktu lama. Kaki tranfornersku terpasang. Ia bisa berjalan kembali. Walau kakinya tak sama bentuk dengan sebelahnya. Namun aku berterima kasih pada kak ali. Tranformersku mampu berjalan dan hidup seperti manusia. Aku sangatlah happy. Tak lama kak ali main ke kamarku. Pukul 22.00 malam ia pamit pulang.

Seperti biasa dan lagi “tanpa diriku mereka nyaman”, pagi ini keluargaku jalan-jalan ke kebun strawberi kak ali tanpa diriku. Aku hanya main di kamar. Paling jauh main di taman vila. Gak jelas permainanku pagi ini. Akhirnya aku berjalan keluar rumah. Tanpa tau tujuan mau kemana. Berjalan bersama transformerku.

Download Sayang Terakhir Full Disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar