Ku nanti detik itu
00:00
Inginku jumpai dia
Perlahan berjalan mendekati
Satu persatu mulai terlewati
Di mulai hari ini …
4 hari sudah …
9 hari sudah …
17 hari ku lewati
the
day after tomorrow will come
The
Twenty …
And welcome
Twenty –one is coming
Harapku untuk cita. Ku tundukan kepala sejenak. Berdoa pada
sang kuasa. Cinta takkan hadir hingga ku lewati 18 tahun 365 hari 23 jam 59 menit 1 detik tanpa-NYA. Takkan
ada gadis kecil bernama ZULFIYANTI WULANSARI yang kini merangkak menuju
kedewasaan.
“Ya Allah.. “
Hadirku hingga detik ini
Tak menghapus ingatan semua tentang MU
Aku yang dulu si gadis kecil
Yang menopang tubuh pada mama & papa
Yang masih sering bertahan untuk sesekali melawan ucapan
mama & papa
Yang masih membuat keduanya terbangun tengah malam
Karena tingkah kecilku yang menyebalkan
Kini ingin ku mengukir tulisan
Yang dulu hanya bisa ku impikan
Izinkan aku untuk menyentuhnya, merangkul, dan membuatnya
menjadi hebat
Dan jangan izinkan aku untuk lengah dari nya
Jangan izinkan aku untukmeninggalkannya
Amin y Allah SWT
Ku tunggu orang pertama yang menulis dalam dalam rumah
mayaku di facebook.com. perlahan datang dan yang lain beruntun memenuhinya
dengan doa. doa doa dari mulut kecil yang ku nanti. Keikhlasan dari mereka membantuku untuk menyadari. Aku hidup sudah cukup lama. Sudah hampir kepala 2. Dan sudah hampir matang untuk benar benar sadar dengan fikiran, tindakan dan hasil dari semua itu.
ku sadari sekian banyak fikiran, sekian banyak tindakan tidak membuat aku mendapatkan banyak hasil dari keduanya. keduanya tak akrab untuk belajar bersama. kedua berjalan terpencar. lepas controlku untuk semua itu. menyesalpun tak ada gunanya. mencoba kembali pun menjadi kewajiban yang utama.
izinkan aku untuk menjadi apa yang IA ( Ayah ) inginkan. Izinkan aku untuk mengatur hidupku seperti apa yang di terapkan IA ( Mama ) padaku. Walau itu bukan aku. ku fikir tak terlalu menjadi masalah besar ku kembali ingatkan pada dialog salah satu film bioskop. "jika memang aku harus menjadi orang lain untuk sementara, mengapa tidak?".
aku fikir dialog itu sangat tepat. Aku tidak bisa memaksakan aku ingin hidup dengan caraku sendiri. Pastilah aku akan buntu di pertengahan jalan. Mulai hidup dengan menjadi diri sebagai orang lain . memaksakan diri untuk hidup mencintai kehidupan orang lain. Selama itu aku tak terancam gagal total. Menurutku tak jadi masalah. bisa jadi waktu menggeser perasaan ku untuk menaruh hati pada kehidupan yang menurut ku, kehidupan itu tidak cocok dengan planing yang telah ku susun rapi.
Akan ada waktu untuk aku melepaskan perlahan dirinya dari ku. dan menulis cerita untuk kehidupanku kelak. dan semua itu akan tiba dalam jangka waktu tak menentu. Menaruh harapan sudah pasti, kekecewaan untuk sesekali sering terasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar