Aku tau ketika aku
membuka pintu di tahun baru aku harus sudah lebih siap untuk berjalan meruntun
kenyataan di dalamnya. Bukan untuk mengasah cerita terdahulu yang suram bersama
senyuman, melainkan untuk mengendap nafas kehidupan bersama mimpi. Tanpa diawali
dengan percikan kembang api, tanpa bakaran bersama teman, tanpa kehadiran my
sista. Lengkap sudah dengan bayangan takkan ada senyuman menyambut tahun baru.
Diam tidak untuk meratapi,
karena mama datang menemani. Tak banyak waktu bersamanya. Khusus berdua
bersamanya. Begitu indah ketika waktu yang minim itu tidak sedikitpun terlewat
oleh senyuman. Aku begitu sangat merasakan mama adalah malaikat duniaku. Aku terjaga
dan menjaga dirinya. Walau singkat di bawah gemiris malam bersemarak keramaian
kota menunggu pergantian tahun, lengkap dengan gemuruh suara yang tersusun
untuk meneriakkan awal kehidupan di lembar baru. Disanalah aku dan mama
menikmatinya.
Terlebih selang hari di
awal tahun. My sista pulang dengan senyum dan membuat semangat baruku lebih
meningkat. Bukan lama tidak berjumpa, bukan pula sulit untuk bertemu. Entah kenapa
setiap ia pulang semua rasa lelah, rusuh, emosi hilang sekejap. Aku seperti
mencharger energiku. Semua masalah terasa lebih mudah., fikiran lebih terang
dan tenang. My sista as My Energy.
Kebahagiaan tidak luput
dari kesedihan, dan tidak jauh keluar dari cerita kehidupan. Keluarga,
pekerjaan, pendidikan dan cinta. Diantaranya yang saling mengkaitkan cerita. 1
memberikan kebahagiaan yang lain memberikan kesedihan, 1 kesedihan dan di
lengkapi dengan kebahagiaan. Begitu banyak sisi yang tak pernah bisa aku duga. Sekalipun
aku berusaha untuk meminimalisir kesedihan, tidak sedikit kebahagian yang ikut menyurut.
Cinta …
Tak lebih hanya sekedar
ucapan bagiku. Bukan karena aku meragu padanya. Cintaku belum terlengkapi tanpa
kehadiran sebelah sayapku. Mengepak sayap tanpa pasangannya. Menyurusi dunia
tanpa kehadirannya.
Pernah suatu ketika aku
membuka hati pada seseorang, pertama dan kedua kalinya. Hanya saja ia tak lebih
membuka hati untukku sebatas teman. Lantas tak lagi kubuka hatiku untuknya. Ia mempersiapkan
cinta untuk sahabatku. Aku bahagia, tidak untuk menyesali atau membenci. Karena
aku tak ingin memaksa hati untuk melewati kenyataan.
Tidak ingin menyesali,
tidak pula untuk meratapi, dan tidak untuk bersedih hati. Aku ganti ia dengan
mimpi. “AKA” tidak seorangpun dapat melihatnya, tidak pula aku. Asaku yang
menciptakan, dan hatiku yang merasakan. Ia abstrak, tapi kehadirannya tidak
membuatku hidup dalam keabstrakkan. Ia pernah menginjak titik Rahim mama,
sebelum aku yang menggantikannya.
Disana aku mampu
berimajinasi atas kehadirannya, aku tau ia ada, dekat dengan sang pencipta, aku
tau ia hadir, ia mampu ku panggil menemani malam. Aku menangis, bercerita
tentang apa yang membuat malamku penuh dengan air mata. Menangis bersama
sahabatku pula yang kupanggil vega, kendaraan bermotor yang dititipkan Allah
SWT padaku lewat omku. Aku tau ketika aku bercerita pada seseorang tentang hal
itu, ia akan menjawabnya dengan ketidakpercayaan.
Setelah malam itu, aku
tau Allah SWT selalu mengirimkan semangat baru untuk hariku. Hanya saja aku
yang kurang lebih bisa menyadari semuanya.
Melakukan 2 hal dalam
kurun waktu yang singkat tidak sedikit membutuhkan tenaga. Pekerjaan dan
pendidikan, ketika dulu aku pernah merancang keduanya bersamaan, ketika itu aku
berfikir aku akan mampu menjalaninya. Hingga detik di mana posisiku berada di
keduanya, aku benar benar baru menyadari aku berada pada titik yang melelahkan,
mungkin tidak bagi mereka yang memiliki semangat yang membara untuk meraih
hasil dari keduanya.
Aku yang masih labil
dengan keadaan, yang masih berfikir untuk permainan, yang masih belum menyadari
akan keberhasilan.
“KEBERHASILAN DI TENTUKAN
DARI APA YANG KAMU LAKUKAN HARI INI”
Aku hafal jelas dengan
quotes itu. Tapi belum mampu untuk mengaplikasikannya kedunia nyata. Seseorang pernah
berpendapat padaku.
“KAMU BUKAN TIDAK MAMPU
HANYA SAJA KAMU YANG TIDAK INGIN BERANJAK UNTUK MAJU, KAMU DIAM MEMIKIRKAN
BANYAK HAL TANPA ADA SEDIKITPUN TINDAKAN DARI PEMIKIRAN ITU”.
Memikirkan banyak hal
setiap malam, pagi, sore dan kembali bertemu dengan malam. Membuat perencanaan
baru, baru dan kembali yang baru. Aku baru menyadari tak sedikitpun langkahku
untuk maju. 1 milimeterpun tidak sampai.
"Aku malu dengan
pemikiran yang tak pernah baru untuk maju. Tapi aku mampu menemani hatiku untuk
berseru aku mampu. Berdiri dan mulai untuk maju. Citaku adalah aku, hidupku
adalah aku, dan aku adalah aku"
Tulisan ini di ikut sertakan dalam "GIVE AWAY PENA HATI"
Follow si empunya "Give Away Pena Hati" nya nyok -> @@mas_aih
Wah bagus bener postingnya, cinta akan datang dengan sendirinya vi...
BalasHapuskapan datangnya yah. haha.. tang ting tang ting tung ..
Hapussemakin di tunggu semakin aja cinta terasa menjauh.. haha :D