Patah hati itu sakit, saat aku mengingat setiap ucapan manis yang kamu minta balasannya. Bukan sakit karena sedang jatuh cinta, tapi terlalu sakit menerima apa yang kamu sebut dengan putus. Setelah kamu membuat aku menjadi ratu, tapi dibalik itu hanya batu. Terima kasih sudah memberiku cerita sebelum aku benar benar mengenal siapa dirimu. Terima kasih mantan, sebab aku belajar bagaimana memahami semua perasaan.
Terlalu jauh aku buang rasa itu, lalu fokus sama apa yang ada di depan mata. Buang waktu saja 1 tahun di universitas untuk berbagi rasa dengan kamu yang sungguh aku bahagia kita telah usai. Dan membuatku lebih sakit dan merasa istimewa sejak aku tau kamu yang sekarang memperhatikanku sejak 1 tahun silam sebelum kita bertemu di bidang konsentrasi yang sama. Aku fikir kamu hanya bercanda, aku fikir kamu hanya memilih karena diantara 4 perempuan di kelas hanya aku yang sendiri.
Semakin aku anggap itu hanya rasa biasa, semakin sering pandangan kita bertemu entah dalam kesempatan apapun. Aku fikir dunia ini sempit, karena yang aku lihat hanya kamu lagi dan kamu lagi.
Sampai akhir dimana kamu memulai chat pribadi denganku. Yang modus pertamanya adalah tentang kampus kita. Terkadang aku bingung, kamu ketua kelas, aku siapasih, cuma mahasiswi kelas malam yang suka telat dan engap lari larian ngejar MK karena kerja dari pagi.
Maaf aku terlalu dingin dengan setiap kejujuran yang kamu sendiri deg degan mengungkapkannya. Aku terlalu berani untuk menjauh mendengar modusmu yang ternyata kamu sedang bersiap mendekat. Atau aku yang terlalu sombong untuk tidak menganggap perasaan itu adalah rasa suka darimu.
"Aku ngeliat kamu, perhatiin kamu sejak aku lihat kamu di semester 1, aku cuma berani dari jauh. Kamu gak sadar kita dekat, selalu berganti ruangan yang sama"
Aku dengar itu saat dimana kita ada di semester 7, jauh sekali kamu bertahan seperti itu. Bahkan setelah kita ada di 1 kelas yang sama sejak semester 3, dengan segala rutinitas dan perdebatan yang ada. Lalu di semester 6 kamu kasih aku perasaan yang lebih dari sekedar berteman.
Kita jalanin bareng yah ....
Iyah jalanin bareng...
Jalanin hubungan dimana kita malu malu menjalaninya. Di kelas yah masing masing, ngobrol masing masing. Kalau presentasi, kamu gak pernah berubah, selalu kasih pertanyaan yang bikin gemas dan emosi. Entah terlalu pintar atau berbelit. Kamu gak mau kalah, akupun begitu. Seringnya dosen yang turun tangan.
"Ini kalian presentasi apa ribut, macem di FTV ajah"
Entah kenapa kita selalu bahagia berdebat, seakan ruangan kelas jadi ruang sidang teristimewa. Sampai waktu dimana satu persatu mereka (rekan kelas) tau hubungan kita. Dan setiap perdebatan di presentasi jadi ajang siulan untuk kita. Pembahasan yang serius buyar benar benar buyar. Aku malu,, malu sangat. Tapi aku suka, walau lebih sering menutupi wajah dengan kertas menahan tawa malu bahagia.
Aku suka menjadi kita yang sebenarnya, Ma Lova ...
@2015izalizul